Minggu, 30 November 2014

PENGARUH INTENSITAS CAHAYA
MATAHARI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI RAWIT
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Biologi

DISUSUN 
O
L
E
H
ANDREAN
XII IPA 1

Tp:2014/2015
 





                                                                 
SMA NEGERI 1 WAWAY KARYA



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR                                                                                              
DAFTAR ISI                                                                                                 
BAB I     PENDAHULUAN                                                                        
A.    LATAR BELAKANG……………………………………………..……………...3
B.     RUMUSAN MASALAH………………………………………………………… 4
C.     TUJUAN PENELITIAN………………………………………………………. 4
D.    PENTINGNYA PENELITIAN ……………….………………………………4
E.     HIPOTESIS……………………………………………………………4
F.      VARIABEL………………………………………………………………….4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.    KLASIFIKASI TANAMAN CABAI RAWIT …………………….………………5
B.     MORFOLOGI…………………………………………………………………….5
C.     ANATOMI TANAMAN CABE CABAI RAWIT…………………………………..7
BAB III    METODELOGI PENELITIAN
A.    RANCANGAN PENELITIAN……………………………………...……8
B.     POPULASI DAN SAMPEL………………………………………………….8
C.     ALAT DAN BAHAN…………………………………………………………8
D.    PROSEDUR PENELITIAN…………………………………………………..9
E.     TABEL PENGAMATAN………………………………………………….….9
F.      AGENDA PENELITIAN …………………………………………………10
G.    ANALISIS DATA PENELITIAN………………………………………11
BAB IV PENUTUP
A.    KESIMPULAN……………………………………………………….13
B.     SARAN …………………………………………………..………13
                                             
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………  ………14






BAB  I
PENDAHULUAN

A.        LATAR BELAKANG
Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup di dunia. Bagi manusia dan hewan cahaya matahari adalah penerang dunia ini. Selain itu , bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil cahaya matahari sangat menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. 
Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan , meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu , kekurangan cahaya saat perkecambahan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan bewarna pucat (tidak hijau). Semua ini terjadi dikarenakan tidak adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk pemanjangan sel-sel tumbuhan. Sebaliknya , tumbuhan yang tumbuh di tempat terang menyebabkan tumbuhan tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relative pendek , daun berkembang baik lebih lebar, lebih hijau , tampak lebih segar dan batang kecambah lebih kokoh. Pada intinya cahaya sangat penting dan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan yang optimal pada satu tumbuhan.
Cabai (Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia, Karena buahnya selain dijadikan sayuran atau bumbu masak juga mempunyai kapasitas menaikkan pendapatan petani, sebagai bahan baku industri, memiliki peluang eksport, membuka kesempatan kerja serta sebagai sumber vitamin C. dan memiliki beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker. Selain itu kandungan vitamin C yang cukup tinggi pada cabai dapat memenuhi kebutuhan harian setiap orang, namun harus di konsumsi secukupnya untuk menghindari nyeri lambung. Luas tanaman dan produksi cabe di Irian Jaya pada tahun 1998 adalah 4.104 ha dengan produksi 8.565 ton/ ha (Anonim, 2009a).
Kebutuhan akan cabai akan terus meningkat setiap tahun seiring dengan meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk dan berkembangnya industri makanan olahan. Meskipun kebutuhan cabai meningkat, produksi cabai di Indonesia masih tergolong rendah. Karena faktor cuaca dan serangan hama. Luas panen cabai besar di 33 provinsi wilayah Indonesia adalah 113.079 ha dengan produksi dan rata-rata hasil per ha 6,51 ton (Statistik Produksi Hortikultura Tahun 2006). (Winda.2008)




B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Adakah pengaruh cahaya terhadap kecepatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai rawit?
2.      Apa ada faktor faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai rawit.
C.        TUJUAN PENELITIAN
1.      Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai rawit. 
2.       ingin mengetahui pengaruh cahaya terhadap kecepatan pertumbuhan dan   perkembangan tanaman cabai rawit.
D.        PENTINGNYA PENELITIAN
1.      Penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk pengembangan penelitian selanjutnya mengenai masalah budidaya tanaman cabai rawit.
2.      memberi informasi tentang tingkat pengeringan yang paling efektif terhadap daya kecambah benih.

E.      HIPOTESIS
Ho                          : Tidak ada pengaruh cahaya terhadap kecepatan pertumbuhan dan perkembangan      
       tanaman cabai rawit
H1                          :  Adakah pengaruh cahaya terhadap kecepatan pertumbuhan dan perkembangan
                               tanaman  cabai rawit

F.         VARIABEL
1.      Variabel bebas : Pemberian cahaya pada tumbuhan
2.      Varibel terikat : Pertumbuhan cabai rawit
3.      Variabel kontrol : Volume air untuk menyiram, sinar matahari langsung, tempat penanaman, waktu penanaman, jumlah tanah.

BAB II
KAJIAN PUSAKA
A.    KLASIFIKASI TANAMAN CABAI RAWIT
Menurut Pickersgill (1989) terdapat lima spesies cabai, yaitu Capsicum
annuum, Capsicum frutescens, Capsicum chinense, Capsicum bacctum, dan
Capsicum pubescens. Di antara kelima spesies tersebut yang memiliki potensi
ekonomis ialah C. annuum dan C. frutescens .

Divisi                   : Spermatophyta
Subdivisi              : Angiospermae
Kelas                     : Dicotyledoneae
Subkelas                :Metachlamidae
Ordo                     : Tubiflorae
Famil                    : Solanaceae
Genus                     : Capsicum
Spesies                  : Capsicum annuum L.

B. MORFOLOGI
Morfologi tanaman cabai rawit secara umum menurut Pickersgill (1989)  terdiri atas daun, batang, bunga, Akar ,buah dan biji..


A. Daun
Daun tanaman cabai bervariasi menurut spesies dan varietasnya. Ada daun yang berbentuk oval, lonjong, bahkan ada yang Ian- set. Warna permukaan daun bagian atas biasanya hijau muda, hijau ,hijau tua, bahkan hijau kebiruan. Sedangkan permukaan daun padabagian bawah umumnya berwarna hijau muda, hijau pucat atau hijau. Permukaan daun cabai ada yang halus ada pula yang berkerut-kerut. Ukuran panjang daun cabai antara 3 — 11 cm, dengan lebar antara 1 — 5 cm.

B. Batang
Tanaman cabai merupakan tanaman perdu dengan batang tidak berkayu. Biasanya, batang akan tumbuh sampai ketinggian tertentu, kemudian membentuk banyak percabangan. Untuk jenis-jenis cabai rawit, panjang batang biasanya tidak melebihi 100 cm. Namun untuk jenis cabai besar, panjang batang (ketinggian) dapat mencapai 2 meter
Bahkan lebih. Batang tanaman cabai berwarna hijau, hijau tua, atau hijau muda. Pada batang-batang yang telah tua (biasanya batang paling bawah), akan muncul wama coklat seperti kayu. Ini merupakan kayu semu, yang diperoleh dari pengerasan jaringan parenkim.
C. Akar
Tanaman cabai memiliki perakaran yang cukup rumit dan hanya terdiri dari akar serabut saja. Biasanya di akar terdapat bintil-bintil yang merupakan hasil simbiosis dengan beberapa mikroorganisme. Meskipun tidak memiliki akar tunggang, namun ada beberapa akar tumbuh ke arah bawah yang berfungsi sebagai akar tunggang semu.
D. Bunga
Bunga tanaman cabai juga bervariasi, namun memiliki bentuk yang sama, yaitu berbentuk bintang. Ini menunjukkan tanaman cabai termasuk dalam sub kelas Ateridae (berbunga bintang). Bunga biasanya tumbuh pada ketiak daun, dalam keadaan tunggal atau bergerombol dalam tandan. Dalam satu tandan biasanya terdapat 2 — 3 bunga saja. Mahkota bunga tanaman cabai warnanya bermacam-macam, ada yang putih, putih kehijauan, dan ungu.Diameter bunga antara 5 — 20 mm.Bunga tanaman cabai merupakan bunga sempuma, artinya dalam satu tanaman terdapat bunga jantan dan bunga betina. Pemasakan bunga jantan dan bunga betina dalam waktu yang sama (atau hampir sama), sehingga tanaman dapat melakukan penyerbukan sendiri. Namun untuk mendapatkan hasil buah yang lebih baik, penyerbukan silang lebih diutamakan. Karena itu, tanaman cabai yang ditanam di lahan dalam jumlah yang banyak, hasilnya lebih baik dibandingkan tanaman cabai yang ditanam sendirian. Pernyerbukan tanaman cabai biasanya dibantu angin atau lebah. Kecepatan angin yang dibutuhkan untuk penyerbukan antara 10 — 20 km/jam (angin sepoi-sepoi). Angin yang ter lalu kencang justru akan merusak tanaman. Sedangkan penyerbukan yang dibantu oleh lebah dilakukan saat lebah tertarik mendekatibunga tanaman cabai yang menarik penampilannya dan terdapat madu di dalamnya.
   

            E. Buah
Buah cabai rawit akan terbentuk stelah terjadi penyerbukan. Buah memiliki keanekaragaman dalam hal ukuran, bentuk, warna dan rasa buah. Buah cabai rawit dapat berbentuk bulat pendek dengan ujung runcing/berbentuk kerucut. Ukuran buah bervariasi, menurut jenisnya cabai rawit yang kecil-kecil memiliki ukuran panjang antara  2-2,5 cm dan lebar 5 mm. sedangkan cabai rawit yang agak besar memiliki ukuran yang mencapai 3,5 cm dan lebar mencapai 12 mm.
Warna buah cabai rawit bervariasi buah muda berwarna hijau/putih sedangkan buah yang telah masak  berwarna merah menyala/merah jingga (merah agak kuning) pada waktu masih muda, rasa buah cabai rawit kurang pedas, tetapi setelah masak menjadi pedas.

F. Biji
Biji cabai rawit berwarna putih kekuningan-kuningan, berbentuk bulat pipih, tersusun berkelompok (bergerombol) dan saling melekat pada empulur. Ukuran biji cabai rawit lebih kecil dibandingkan dengan biji cabai besar. Biji-biji ini dapat digunakan dalam perbanyakan tanaman (perkembangbiakan).
.

C . ANATOMI TANAMAN CABE RAWIT
Menurut Metcalf (1986), anatomi tanaman cabai rawit sebagai berikut:
Cabe termasuk tanaman yang memiliki perakaran utama (primer) serta lateran (sekunder), dimana akar lateralnya ditumbuhi akar surabut (tersier) .batang tananaman cabe berkayu ,akan berwarna cokelat kehijauan setelah memasuki umur 60 HST (hari setelah tananman).tunas baru tumbuh disetiap ketiak daun dengan pertumbuhan kuncup tananman secara terus menerus .cabang primer membentuk percabangan sekunder sedangkan percabangan sekunder membentuk percababngan tersier terus menerus. Tananman dapat tumbuh dua tahun produktif untuk jenis cabe rawit .
Daun tananman cabe berwarna hijau muda sampai gelap,bunga berbentuk terompet.warna daun ini tergantung jenus varietas maupun kecukupan unsure hara dalam tanah.bunga tanaman cabe muncul di setiap percabangan,bias muncul 2-3 sekaligus jika unsur p (pospor) terpenuhi dengan baik .


BAB III
METODE PENELITIAN
A. RANCANGAN PENELITIAN
Analisis data menggunakan analisis varian (anava) tunggal dengan rancangan acak lengkap (RAL), karena percobaan dilakukan dengan hanya menggunakan satu variabal bebas dan perbedaan antar perlakuan hanya disebabkan oleh pengaruh perlakuan dan pengaruh acak saja.
Langkah-langkah dalam studi eksperimen pada dasarnya sama dengan langkah-langkah dalam penelitian tipe lain : pemilihan bibit, alat ukur, pelaksanaan prosedur penelitian, analisis data, dan kesimpulan
B . POPULASI DAN SAMPEL
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jenis cabai rawit yang termasuk jenis (capsicum frustescens). Sampel yang digunakan penelitian yaitu tanaman cabai  rawit yang dibelidi pasar.

C. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan
1. 2 buah pot yang berisi tanah
2. Penggaris
3. Biji cabai rawit
4. Air
 5. Cahaya matahari


D. PROSEDUR PENELITIAN
1. Pemilihan benih
©  Mengambil buah cabai rawit dengan tingkat kemasakan yang sama.
©  Mengeluarkan cabai rawit beserta daging buah buahnya dan ditampung dalam mangkuk/gelas plastik.
©  Mencuci biji cabai rawit yang telah diekstraksi.
©  Menyiapkan Loyang.
©  Mengeringkan biji cabai rawit tersebut dalam.
©  Menaburkan biji cabai rawit sebanyak  10 biji rawit
2. Perkecambahan
©  Menyiapkan alat dan bahan
©  Menanam 10 biji cabai rawit ke dalam pot I dan meletakkanya ke dalam ruangan.
©  Menanam 10 biji cabai rawit ke dalam pot II dan meletakkanya ke luar ruangan
©  Menyirami tanaman cabai rawit seyiap sore hari
©  Mengukur tinggi tiap – tiap tanaman cabai rawit setiap 1 hari sekali
©   Mengamati perbedaan – perbedaan yang terjadi antara tanaman pot I dan pot II misalnya,tinggi tanaman cabai rawit dan jumlah daun, tanaman cabai rawit.
©  Mencatat hasil pengukuran dan jumlah daun tanaman cabai rawit.
©  Isi Pengamatan ke dalam table hasil penelitian.

DATA DAN ANALISA DATA
         Tabel dan hasil penelitian biji tanaman cabai rawit yang kami tanam yang mengalami perkecambahan. Karena itu kami yang mengalami perkecambahan tersebut. Tabel hasil penelitian  Tinggi tanaman dan jumlah daun.

E. TABEL PENGAMATAN

Hari ke-
Dalam ruangan
(tinggi tanaman)
Di luar ruangan
(Tinggi tanaman)
Dalam ruangan
(jumlah daun)
Di luar ruangan
(jumlah daun)
jumlah
Rata rata
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
6














7














8














9














10














11














12















F. AGENDA PENELITIAN
1.      waktu penelitian
Penelitian direncanakan pada awal bulan september yaitu antara tanggal 5 sampai tanggal 20 semtember 2013. Rentang waktu tersebut digunakan untuk persiapan medium perkecambahan, pemilihan benih, perkecambahan dan pengumpulan data.
2.      Tempat penelitian
Penelitian direncanakan dilaksanakan di rumah saya sendiri terletak pada desa marga batin.




G. ANALISIS DATA PENELITIAN
            Seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah anava tunggal dengan rancangan acak lengkap (RAL). Kerena penelitian belum selesai, data yang diperolehpun belum lengkap, oleh karena itu pada bab ini hanya akan dijelaskan metode analisis data yang akan kami gunakan untuki mengolah data yang diperoleh sehingga dapat disimpulkan suatu kesimpulan yang valid.
Setelah tabel data yang tersaji dalam metode pengumpulan data terisi data-data pengamatan, maka selanjutnya akan dibuat tabel kalkulasi data sebagai berikut:
Ulangan
Perlakuan
Dalam ruangan
(tinggi tanaman)
Di luar ruangan
(Tinggi tanaman)
Dalam ruangan
(jumlah daun)
Di luar ruangan
(jumlah daun)
Jumlah
1.
A1
A4
A7
A10
C1
2.
A2




3.
A3


A12

Total
B1


B4
CB

A1 adalah jumlah kecambah yang tumbuh pada hari ke-6 sampai hari ke-12, pada ulangan ke-1 dengan tidak diberi perlakuan. B1 adalah total dari A1 + A2 + A3.  C1 adalah jumlah A1 + A4 +A7 + A­10.  CB1 adalah jumlah total data hasil pengamatan.
            Setelah tabel diatas terisi maka akan dilanjutkn dengan perhitungan statistik untuk mencari jumlah kuadrat total (JKtotal), jumlah kuadrat perlakuan (JKperlakuan), jumlah kuadrat acak (JKacak/galat), kuadrat tengah perlakuan (KTperlakuan), kuadrat tengah galat (KTgalat), dan Fhit(perlakuan).
            Adapun rumus-rumus yang digunakan adalh sebagai berikut:
  • JKtotal = A12 + A22 + . . . . . . + A122
  • JKperlakuan =
  • JKgalat = JKtotal– JKperlakusn
  • KTperlakuan  
  • KTgalat =
  • Fhitung (perlakuan) =
Setelah perhitungans tatistik selesai maka selanjutnya dibuat tabel Anava seperti dibawah ini:
Sumber Keragaman
Derajat Bebas (db)
JK
KT
Fhitung
Ftabel 5%
F­­tabel 1%
-   Perlakuan
-   Galat
- nperlakuan – ngalat
- ntotal – nperlakuan





Total
12



Ftabel 5%  dan 1% diperoleh dari tebel ringkasan anava yang telah tersedia, dan angka yang mewakili adalah angka yang sesuai dengan nilai-nilai dari perhitungan statistik yang diperoleh.
            Hipotesis alternatif dapat diteirma apabila Fhitung > Ftabel 5% dan 1%. Sedangkan hipotesis nol dapat diterima bila Fhitung < Ftabel­ 5% dan 1%. Bila hipotesis alternatif diterima akan dilakukan uju lanjut untuk mengetahui perlakuan mana yang paling signifikan, uji lanjut tersebut disebut uji beda nyata terkecil (BNT) yang dapat dicari dengan persamaaan: BNT = ttabel ×


BAB IV
PENUTUP



A. KESIMPULAN
Apabila hipotesis alternatif diterima:
1.Hasil percobaan menunjukkan bahwa:

ü  Tanaman di dalam ruangan mengalami pertumbuhan lebih cepat dan mempunyai batang yang lebih tinggi, daunnya berukuran kecil, tipis, berwarna pucat, batang melengkung dan tidak kokoh.

ü  Tanaman di luar ruangan pertumbuhannya lebih lambat, daunnya lebih lebar dan tebal, berwarna hijau, batang tegak dan kokoh.

2.Cahaya merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada
   tumbuhan.

B. SARAN 
Sebaiknya percobaan dilakukan dalam waktu yang lebih lama agar terlihat lebih jelas dan lebih detail dalam menyimpulkan perbedaan antara tumbuhan yang cukup cahaya dan kurang cahaya matahari.







DAFTAR PUSAKA



Winda.2008. pendahuluan budidaya cabai rawit , (online)

Pickersgill (1989) bertanam cabai rawit .
Puslitbang Hortikurtura di Indonesia (Tim Bina Karya Tani, 2008).

Metcalf .1986. Metode Penelitian Pendidikan ,Malang: UM